Sejarah Kapal

Secara umum kapal merupakan transportasi laut yang digunakan untuk menyebrang dari pulau ke pulau. Yang disebut kapal yaitu suatu bentuk konstruksi yang dapat terapung (floating) di air dan mampu untuk memuat berupa penumpang atau barang dengan tenaga penggerak berupa dayung, angin atau mesin. Dalam istilah perkapalan, arti kapal memiliki istilah tersendiri dalam bahasa asing seperti Ship untuk kapal yang berukuran besar dan Boat untuk kapal yang berukuran kecil.

Perahu sudah ditemukan sekitar 6000 tahun yang lalu. Perahu berawal dari sebatang kayu sampai beberapa kayu yang di ikat menjadi satu yang biasa disebut rakit. Sekitar abad 4000 SM, Mesir menciptakan kapal pertama yang terbuat dari batang Papyrus yang digunakan untuk mengarungi sungai Nil dan laut merah. Antara 2500 dan 2000 SM, membuat kapal dengan panjang 30 - 40 meter dengan tiang, layar dan dayung terletak pada bagian tengah kapal serta dayung pada bagian belakang kapal yang digunakan untuk mengubah arah kapal.

Kapal Papyrus

Pada tahun 1803, Robert Fulton menciptakan kapal uap pertama.Pada tahun 1807, ia membangun kapal uap "Klermon". Kapal ini membutuhkan waktu sekitar 22 jam untuk menyebrangi New York dan Albany dengan jarak tempuh 287 km. Pada tahun 1819 "Savanah" dibangun dengan dilengkapi dengan tiga tiang serta mesin uap.

Kapal buatan Robert Fulton

Kapal uap Great Eastern merupakan kapal uap pertama yang terbuat dari besi. Kapal ini dibangun pada tahun 1858 dan mampu mengangkut sebanyak 4000 penumpang atau 10.000 prajurit. Untuk membuatnya diperlukan besi 10.200 ton serta kain layar 5.430 meter persegi. Dengan panjang sekitar 215 meter, lebar 26 meter dan tinggi 18 meter serta mampu memuat 12.000 ton batu bara.

Kapal pertama yang terbuat dari besi

Hingga saat ini, kapal terus berubah bentuk dan terus di inovasi oleh pembuatnya. Kapal sangat bermanfaat untuk digunakan sebagai alat transportasi laut antar pulau khususnya untuk negara kepulauan Republik Indonesia. Kapal juga masih tetap sebagai sarana penting dalam bidang ekonomi di beberapa negara dam menjadi alat angkut hampir 95% total perdagangan dunia. Walapun industri pesawat terbang telah melayani penyeberangan samudera secara rutin, namun kapal masih tetap mengangkut penumpang dalam jumlah besar untuk berekreasi atau berlibur dengan menggunakan kapal pesiar.